Hukum Berhadats Kecil Dan Menyentuh Mushaf

February 20, 2019 Leave a comment

Hukum Berhadats Kecil Dan Menyentuh Mushaf

Tanya :

Mohon pencerahannya tentang hukum membaca Al-Qur’an bagi orang yang sedang dalam kondisi berhadats kecil?

Jawab :

Membaca Al-Qur’an Al-Karim bagi orang yang sedang dalam kondisi berhadats kecil tidak apa-apa hukumnya bila tidak menyentuh mushafnya sebab kondisi seseorang harus suci bukan merupakan syarat dibolehkannya membaca Al-Qur’an.
Adapun bila dia dalam kondisi junub, maka secara mutlak (sama sekali) dia tidak boleh membaca Al-Qur’an hingga mandi dulu, akan tetapi tidak apa-apa membaca dzikir dari Al-Qur’an, seperti mengucapkan,
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ.
Atau bila mendapatkan suatu musibah, dia mengucapkan,
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ.
Dan dzikir-dzikir dari Al-Qur’an lainnya yang semisal itu.

( Kitab ad-Da’wah, volume V, dari Fatwa Syaikh Ibnu Utsaimin, Juz II, hal. 50, 51. )

Diambil dari buletin al sofwah, Kamis, 01 April 04

Categories: Adab dan Akhlaq Tags: , , ,

Karakteristik Kaum Ghuraba

February 20, 2019 Leave a comment

Karakteristik Kaum Ghuraba

Dari Abu Hurairah radhiallaahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda: “Islam dimulai dalam kondisi asing, dan akan kembali sebagaimana ia dimulai (sebagai sesuatu yang) asing; maka berbahagialah bagi kaum ghuraba’ (orang-orang yang asing tersebut)”. [H.R.Muslim]

Kajian Bahasa

Lafazh ghariiban ; yang merupakan derivasi (kata turunan) dari lafazh al-Ghurbah memiliki dua makna: pertama, makna yang bersifat fisik seperti seseorang hidup di negeri orang lain (bukan negeri sendiri) sebagai orang asing. Kedua, bersifat maknawi -makna inilah yang dimaksud disini- yaitu bahwa seseorang dalam keistiqamahannya, ibadahnya, berpegang teguh dengan agama dan menghindari fitnah-fitnah yang timbul adalah merupakan orang yang asing di tengah kaum yang tidak memiliki prinsip seperti demikian. Keterasingan ini bersifat relatif sebab terkadang seseorang merasa asing di suatu tempat namun tidak di tempat lainnya, atau pada masa tertentu merasa asing namun pada masa lainnya tidak demikian.

Makna kalimat ” bada-al Islamu ghariibaa [Islam dimulai dalam kondisi asing]” : Read more…

Categories: Aqidah

Tauhid Asma’ dan Sifat

February 7, 2019 Leave a comment

Tauhid Asma’ dan Sifat

Tauhid ini mengandung pengertian beriman dengan setiap Nama dan Sifat Allah yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits shahih yang Allah sendiri sifatkan dan yang disifatkan oleh Rasul-Nya shallallaahu ‘alaihi wa sallam, secara hakiki tanpa ta’wil (membelokkan ke makna lain), takyiif (memvisualkan), ta’thil (menolak), tamtsil (menyerupakan), tafwidh (menyerahkan maknanya kepada Allah).

Seperti Bersemayam, Turun, Tangan, Datang dan sifat-sifat yang lain, yang penafsirannya sebagaimana para salaf telah sebutkan :

Istiwa (bersemayam) penafsirannya disebutkan dari Abi Aliyah dan Mujahid dari kalangan Tabi’in, dalam Shahih Bukhari bahwasanya Istiwa itu maknanya Al-‘Uluw wal Irtifa’ (tinggi dan diatas) yang keduanya sesuai dengan keagungan-Nya. Firman Allah : “(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS Asy-Syuura : 11)

Oleh karena itu tatkala Imam Malik ditanya tentang Istiwa maka beliau menjawab :” Istiwa itu maknanya sudah diketahui, Read more…

Categories: Aqidah Tags:

DOA MASUK DAN KELUAR MASJID

February 5, 2019 Leave a comment

DOA MASUK MASJID

أَعُوْذُ بِاللهِ الْعَظِيْمِ، وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ، وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيْمِ، مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، [بِسْمِ اللهِ، وَالصَّلاَةُ][وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ] اَللَّهُمَّ افْتَحْ لِيْ أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ.

“Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Agung, dengan wajahNya Yang Mulia dan kekuasaanNya yang abadi, dari setan yang terkutuk. Dengan nama Allah dan semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada Rasulullah Ya Allah, bukalah pintu-pintu rahmatMu untukku.”

HR. Muslim 1/494. Dalam Sunan Ibnu Majah, dari hadits Fathimah x “Allahummagh fir li dzunubi waftahli abwaba rahmatik”, Al-Albani menshahihkannya karena beberapa shahid. Lihat Shahih Ibnu Majah 1/128-129

DOA KELUAR DARI MASJID

بِسْمِ اللهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ، اَللَّهُمَّ اعْصِمْنِيْ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.

“Dengan nama Allah, semoga sha-lawat dan salam terlimpahkan kepada Rasulullah. Ya Allah, sesungguhnya aku minta kepadaMu dari karuniaMu. Ya Allah, peliharalah aku dari godaan setan yang terkutuk”.

Tambahan: Allaahumma’shimni minasy syai-thaanir rajim, adalah riwayat Ibnu Majah. Lihat Shahih Ibnu Majah 129

Sumber : Hisnul Muslim

Categories: Doa dan Dzikir Tags: ,

TAUHID ULUHIYYAH

January 29, 2019 Leave a comment

TAUHID ULUHIYYAH

Oleh

Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Artinya, mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui segala pekerjaan hamba, yang dengan cara itu mereka bisa mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala apabila hal itu disyari’atkan oleh-Nya, seperti berdo’a, khauf (takut), raja’ (harap), mahabbah (cinta), dzabh (penyembelihan), bernadzar, isti’anah (minta pertolongan), isthighotsah (minta pertolongan di saat sulit), isti’adzah (meminta perlindungan) dan segala apa yang disyari’atkan dan diperintahkan Allah Azza wa Jalla dengan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Semua ibadah ini dan lainnya harus dilakukan hanya kepada Allah semata dan ikhlas karena-Nya. Dan tidak boleh ibadah tersebut dipalingkan kepada selain Allah.

Sungguh Allah tidak akan ridha bila dipersekutukan dengan sesuatu apapun. Bila ibadah tersebut dipalingkan kepada selain Allah, maka pelakunya jatuh kepada Syirkun Akbar (syirik yang besar) dan tidak diampuni dosanya. [Lihat An-Nisaa: 48, 116] [1]

Al-Ilah artinya al-Ma’luh, yaitu sesuatu yang disembah dengan penuh kecintaan serta pengagungan.

Read more…
Categories: Aqidah Tags: , ,

TAUHID RUBUBIYYAH

January 25, 2019 Leave a comment

TAUHID RUBUBIYYAH

Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Tauhid Rububiyyah berarti mentauhidkan segala apa yang dikerjakan Allah Subhanahu wa Ta’ala baik mencipta, memberi rizki menghidupkan dan mematikan serta bahwasanya Dia adalah Raja, Penguasa dan Yang mengatur segala sesuatu.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

“Artinya : Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah. Mahasuci Allah, Rabb semesta alam.” [Al-A’raaf: 54]

Allah Azza wa Jalla berfirman:

“Artinya : …Yang (berbuat) demikian itulah Allah Rabb-mu, kepunyaanNya-lah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah, tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari.”[ Faathir: 13]

Orang musyrikin juga mengakui tentang sifat Rububiyyah Allah. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala

Read more…

Categories: Aqidah Tags: ,

DOA KETIKA BERSIN

January 22, 2019 Leave a comment

77- DOA KETIKA BERSIN

188. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda [208] : Apabila seseorang di antara kamu bersin, hendaklah mengucapkan:

الْحَمْدُ لِلَّهِ

(Segala puji bagi Allah),

lantas saudara atau temannya mengucapkan:

يَرْحَمُكَ اللهُ

(Semoga Allah memberi rahmat kepadaMu). Bila teman atau saudaranya mengucapkan demikian, bacalah:

يَهْدِيْكُمُ اللهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ.

(Semoga Allah memberi petunjuk kepadamu dan memperbaiki keadaanmu.)

———————————

[208] HR. Al-Bukhari 7/125.

——————————————————————————–
78- BACAAN APABILA ORANG KAFIR BERSIN KEMUDIAN MEMUJI ALLAH
189- يَهْدِيْكُمُ اللهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ.

189- (Semoga Allah memberi hidayah kepadamu dan memperbaiki hatimu). [209]

———————————

[209] HR. At-Tirmidzi 5/82, Ahmad 4/400, Abu Daud 4/308. Lihat pula Shahih At- Tirmidzi 2/354..

Sumber : Hisnul Muslim

Categories: Doa dan Dzikir Tags: ,

Sebagian Bentuk Adzab Kubur

January 11, 2019 Leave a comment

Sebagian Bentuk Adzab Kubur

Adzab kubur adalah benar adanya, dan ia merupakan salah satu prinsip keimanan yang dipegang oleh Ahlussunnah wal Jama’ah. Ada beberapa bentuk siksa kubur berdasarkan penjelasan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, di antaranya adalah:

Kepala Dijatuhi Batu hingga Hancur

Al-Bukhari di dalam al-Jami’ ash-Shahih meriwayatkan dari Samurah bin Jundab radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Sesungguhnya telah datang kepadaku dua malaikat tadi malam (dalam mimpi, red), yang keduanya diutus supaya mendatangiku. (Dalam mimpi itu) kami mendatangi seorang laki-laki yang sedang tidur telentang, sedangkan seorang laki-laki yang lain memegang batu besar. Batu itu lalu dijatuhkan ke kepala laki-laki yang telentang sehingga kepalanya pecah. Batu itu menggelinding di tempat itu, dan laki-laki yang menjatuhkannya mengikutinya lalu mengambilnya. Kemudian laki-laki yang dia jatuhi batu itu kepalanya utuh kembali seperti semula. Lalu laki-laki yang memegang batu mendatanginya lagi dan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukannya pertama kali.”

Dalam redaksi lengkap hadits itu terdapat penjelasan tentang keadaan laki-laki yang dijatuhi batu, bahwa ia adalah Read more…

Categories: Aqidah Tags: , , ,

Adab-Adab Membaca al-Qur’an

January 10, 2019 Leave a comment

Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang memiliki kedudukan tersendiri di hati setiap Muslim. Ia merupakan kalamullah dan sebagai sumber hukum pertama bagi umat Islam.

Sebagai sebuah kitab suci yang memiliki keistimewaan, tentu patutlah bagi seorang Muslim untuk memuliakan dan menghormatinya, termasuk dalam sikap kita ketika ingin membacanya.
Nah, apakah adab-adabnya? Silahkan menyimak!!

Banyak sekali adab-adab yang harus diperhatikan ketika membaca al-Qur’an, di antaranya:

1. Ikhlash atau menuluskan niat karena Allah semata. Ini merupakan adab yang paling penting di mana suatu amal selalu terkait dengan niat. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya semua amalan itu tergantung niat-niatnya dan setiap orang tergantung pada apa yang diniatkannya…” (HR.al-Bukhari, kitab Bad’ul Wahyi, Jld.I, hal.9)

Karena itu, wajib mengikhlashkan niat dan memperbaiki tujuan serta menjadikan hafalan dan perhatian terhadap al-Qur’an demi-Nya, menggapai surga-Nya dan mendapat ridla-Nya.

Read more…

Categories: Adab dan Akhlaq Tags: , ,

Tingkatan dan Nama-nama Surga

January 9, 2019 Leave a comment

Tingkatan Surga

Surga memiliki tingkatan-tingkatan, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala, artinya,
”(Kedudukan) mereka itu bertingkat-tingkat di sisi Allah, dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.” (QS. 3:163)
Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Rabbnya dan ampunan serta rejeki (nikmat) yang mulia.” (QS. 8:4)

Tingkatan surga tertinggi adalah surga Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yaitu “Al Wasilah” sebagaimana dalam hadits riwayat imam Muslim dari Amr bin al-Ash radhiyallahu ‘anhu bahwa dia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Apabila kalian mendengar muadzin (sedang adzan) maka ucapkanlah seperti yang dia ucapkan kemudian bershalawatlah kepadaku, karena barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali. Kemudian mintalah untukku Al-Wasilah, Karena ia merupakan kedudukan di surga yang tidak layak kecuali hanya untuk seorang hamba saja dari hamba-hamba Allah, dan aku berharap orang itu adalah aku. Barangsiapa yang meminta untukku al-Wasilah maka dia berhak mendapatkan syafa’atku.” (HR. Muslim).

Read more…